Begitu turun dari pintu masuk, sudah disambut dengan pemandangan yang yahud!. begitu sejuk dan alami! |
Pernah mendengar km 0 Citarum atau mungkin kamu lebih familiar dengan kata ‘Sungai Citarum’. Iya Sungai ini kerap kali muncul di berita dan selalu beritanya yang buruk-buruk seperti banjir, kotor, banyak sampah, sungai panjang penuh polusi. Kalau di media-media, sungai ini memang terkenal dengan banjirnya, banjirnya malah terjadi setiap tahun.
Masyarakat yang
tinggal di bantaran sungai ini sudah biasa kena banjir. Mereka menganggap
banjir ini sudah seperti ritual tahunan, bukan lagi bencana. Mengungsi setiap
setahun sekali sudah menjadi tradisi tersendiri. Meskipun BNPB mengkategorikan
banjir yang terjadi adalah bencana, bagi masyarakat setempat sudah biasa
terjadi. Jikalau ada early warning system untuk banjir, sepertinya gak ngaruh.
Mereka malah balapan membangun rumah tingkat dua. Ini dimaksudkan kalau banjir
datang, kan tinggal naik ke lantai 2 heiaheia…. Percayalah! inilah yang terjadi
bagi mereka yang tinggal di bantaran Sungai Citarum.
Baiklah sebenarnya saya
tidak akan nulis tentang banjirnya, namun kadang saya penasaran, kalau hilir
citarum selalu banjir, bagaimana dengan hulu citarum, dan sebetulnya sumber
sungai citarum itu darimana sih? Dan sebesar apa sehingga selalu menyebabkan
banjir di area hilir. Bulan lalu, Lebaran 2018 kemarin, kebetulan saya mudik ke Bandung. Saat lagi
libur panjang begini, tentunya orang ramai sekali datang ke tempat-tempat
wisata di Bandung. Ada yang ke utara, ada yang ke selatan, ada yang
keliling-keliling di tengah kota, ada juga yang diam di rumah menunggu orang
kelelahan jalan-jalan, barulah dia pergi. Mungkin saya termasuk orang yang
tidak suka keramaian tapi suka jalan-jalan, gimana dong hahaha… :D.
di area Ciparay saya gunakan jalan pintas dan disuguhi dengan pemandangan hamparan sawah yang indah |
Akhirnya karena
kebelet pengen jalan-jalan setelah lelah salaman maaf-maafan. Saya kepikiran
projek yang bekerjasama dengan BBWS Citarum. Pada projek ini kami membangun
early warning system di beberapa titik sungai yang strategis. Early warning
system ini memantau banjir secara otomatis. Kalau air naik dan potensial banjir,
alarm akan berbunyi memberi tahu masyarakat agar waspada dan bergerak jika air
sudah mulai tinggi (potensi banjir) dan mengirimkan sinyal ke pihak terkait.
Dengan adanya CCTV di titik-titik tertentu, kantor BBWS Citarum bisa memantau
kondisi air dari kantor secara langsung, tanpa pergi ke lokasi.
Karena projek inilah,
saya ingin jalan-jalan menelusuri sungai citarum ke area hulu sampai titik 0 km
Citarum. Apa kalian tahu dimana km 0 Citarum? Lokasinya di bandung, tepatnya di
Desa Tarumajaya, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Orang Bandung mengenalnya
dengan Danau Cisanti atau Situ Cisanti.
di Desa Tarumajaya, pemandangan di kiri kanan jalan adalah perkebunan sayur mayur yang dikelola oleh warga asli sini dan sebagian dari mereka adalah petani |
Tentang Situ Cisanti
Seperti dijelaskan
di papan penjelesan tepat di gerbang masuk Situ Cisanti setelah loket masuk. Ada
penjelasan besar mengenai apa itu Situ Cisanti dan apa hubungannya dengan
sungai Citarum. Penjelasan itu saya tulis ulang sebagai berikut:
“Situ Cisanti
adalah sebuah danau yang merupakan hulu dan titik 0 (nol) kilometer dari sungai
Citarum, sungai terbesar di Jawa Barat yang memiliki panjang sekitar 269 km dan
membelah 12 kabupaten/kota hingga bermuara di Kabupaten Karawang.
Situ Cisanti menampung
air dari 7 mata air utama sungai Citarum yaitu Sungai Citarum, Cikahuripan,
Cikoleberes, Cihaniwung, Cisadane, Cikawedukan dan Cisanti dengan debit mata
air mencapai 200-400 l/detik. Situ ini terletak di Desa Tarumajaya, Kec
Kertasari, Kab Bandung dengan luas kurang lebih 5 hektar dan berada di lahan
seluas 10 hektar di kawasan perhutani, kaki gunung wayang dengan ketinggian
1.500 – 3.000 dpl. Situ Cisanti memiliki kedalaman 3-4 m, dengan kedalaman air
rata-rata sekitar 2.5 m.
Tidak hanya
perannya yang sangat penting bagi sumber kehidupan warga Jawa Barat, Situ
Cisanti merupakan salah satu dari saksi sejarah dari masa kerajaan hingga zaman
kolonialisme dul. Situ Cisanti ini merupakan sebuah petilasan (tempat
persinggahan) dari Dipatiukur, yang merupakan seorang wedana para bupati
priangan pada abad ke 17. Dipatiukur memimpin pasukan untuk menyerang Belanda
di Batavia pada tahun 1628”
Bagaimana Menuju ke Situ Cisanti?
Kalau kalian tinggal
di daerah rancaekek atau Majalaya, atau Ciparay, lokasinya tidak jauh dari
situ. Saya sendiri tinggal di Rancaekek, dekat stasiun Kereta Api Rancaekek.
Yah kalau dari rumah saya sekitar 1 jam 39 menit lah. Naik motor. Naik mobil
kalau lewat Majalaya tentu lebih lama. Tapi kalau pakai jalan pintas melalui
jalan setapak sungai Citarik, yah sama, sekitar 1,5 jam. Sedangkan kalau dari
Bandung kota yah sekitar 2 jam-an menggunakan jalan tol, bisa keluar tol Buah
Batu. Keluar tol lalu arah menuju Ciparay.
Patokannya adalah
alun-alun Ciparay. Dari alun-alun Ciparay masuk jalan pacet lalu lurus terus
gak belok-belok, lalu masuk jalan Cibeureum (terusan jalan pacet). Nah disinilah
jalanan mulai berkelok-kelok. Ikuti saja jalannya, karena ada satu jalan utama,
gak perlu belok-belok ke jalan kampung yah. Untungnya meskipun berkelok-kelok
tapi jalan utamanya sudah mulus, sudah di aspal pula.
Area perkebunan rakyat Kabupaten Bandung |
Di sepanjang jalan,
pemandangan gunung, pertanian, kebun, pohon-pohon, bikin mata segar melihat
yang hijau-hijau apalagi jika kebun-kebun warga lagi panen sayur. Kayaknya
sayur disini gak dijual kiloan tapi kuintal-an. Makanya di sini harga sayur
jauh lebih murah daripada di kota. Kalau kalian merasa lelah pakai motor atau
mobil, bisa singgah di warung-warung pinggir jalan, sambil melemaskan
otot-otot, apalagi kalau naik motor selama 1,5 jam kayaknya pantat terasa
kempes hehe…
Setelah lama naik
motor dan dirasa sudah dekat dengan kawasan, kalian jangan khawatir nyasar. Di
samping jalan terpampang spanduk besar KM 0 Citarum dan dipastikan disitulah
tempatnya. Untuk tiket masuk ke Situ Cisanti ini dikenakan biaya seperti
berikut:
Tiket masuk per orang : Rp. 12.000,-
Parkir Motor : Rp. 4.000,-
Parkir Mobil : Rp. 9.000,-
Saat masuk, tempat ini
lebih tertata saya kira. Karena setelah pintu masuk area parkir di sebelah
kanan, dan warung-warung jajanan ada di sebelah kiri. Dan jajanan di sana
murah-murah, sangat terjangkau untuk masyarakat umum dari berbagai kalangan.
jalan dari pintu gerbang menuju danau. jalan sudah bagus dan mulus |
Dari pintu masuk, ada jalan setapak yang
mengarahkan pengunjung ke area Situ. Situ atau danau cisanti ini lumaya cukup
luas. Untuk anak muda dan orang tua muda berjalan-jalan mengitari danau
tentunya memberi kesan tersendiri, di sana bisa menghabiskan waktu untuk
jalan-jalan mengelilingi danau, selfie wefie, dan tentunya melihat sumber mata
air yang muncul dari dalam tanah. Sedangkan jika membawa orang tua lanjut, atau
sepuh seperti kakek nenek, ada baiknya membawa tikar atau sewa tikar di sana
untuk sekadar makan-makan di pinggir danau dengan udara yang segar. Dan
pemandangan hijau dikelilingi gunung-gunung. Atau bisa juga sekadar mandi dan
berendam di tempat pemandian keramat yaitu tempat pemandian prabu siliwangi. untuk datang ke sini memang ada kuncennya. jadi tidak sembarangan dan kita akan didampingi kuncen tersebut. so you know what to do and don't.
7 Sumber Mata Air Situ Cisanti :
- Pangsiraman
- Cikahuripan
- Cikoleberes
- Cihaniwung
- Cisadane
- Cikawudukan/Cipaedah
- Cisanti
6 kegiatan yang mungkin dilakukan di Situ Cisanti
- Foto-foto Selfi di titik-titik yang instagrammable
- Berperahu ria di sekitar danau dan melihat sumber mata air
- Berendam atau mandi di Tempat Pemandian Prabu Siliwangi
- duduk di tepi danau dan bercana ria dengan teman
- Foto di jembatan 'I Love You'
- Bergaya di Tulisan KM 0 Citarum
dan beberapa foto saya dan kawan selama di Situ Cisanti. Cekidot!
moto orang lain lagi pada wefie |
inilah kami berdua, bergaya di jembatan 'I Love You' |
duduk-duduk dan makan-makan sesekali selfi di tepi danau |
Loncatttttttt!! |
tempat pemandian prabu siliwangi, dijagain kuncen karena ini tempat keramat. just follow a kuncen suggestion |
bergaya di tulisan 'KM 0 Citarum' |
Berperahu menuju sumber mata air Situ Cisanti. Naik perahu, bayar se ridlo-nya. rata-rata orang membayar 5.000 - 10.000/orang |
Selfie di perahu |
No comments:
Post a Comment