Kejadian jam 12 malam. Sabtu malam tepatnya 9 oktober 2021, saat menginap di salah satu hotel mewah di pusat kota Bandung. Tetiba abis magrib suami ngajak jalan ke daerah bojong koneng dan kembali ke hotel tengah malam. Persis jam 12 malam. Kamar lantai 8. Aku sama 2 bocah naik lift pergi ke kamar. Suami hanya antar sampai lobi karena dia mau cari pencucian mobil 24 jam daerah bandung. Kebetulan mobil yg kita pake adalah mobil buat penganten dan kena muntah si ade kecil. Singkat cerita, aku dan anak-anak cepat-cepat masuk kamar karena hotel saat itu sudah sangat sepi. Bahkan lorong hotel pun agak gelap dan hening. Setelah masuk, 2 bocah itu ku suruh cepat-cepat tidur karena jam 5 pagi nanti harus bangun dan siap antar pengantin.
Semua sudah di kasur dan siap tidur. Belum juga pejamkan mata, di kamarku sendiri tiba-tiba terdengar suara pintu yang dikerek paksa di buka dan bunyi Kreerkkk...kreeekkkk.... . Cuma aku dan si sulung yg belum tidur. Kami berdua dengar suara itu sangat jelas dari pintu kamar mandi. Suara itu bukan seperti suara pintu yang dibuka pada umumnya, lebih tepatnya suara besi yang di kerek paksa di lantai atau digesekkan di pintu dari atas ke bawah dan suaranya dibikin serem seperti di film-film horor. Karena tahu anak sulungku belum tidur, meskipun aku tahu suaranya bikin bulu kuduk berdiri, aku beranikan diri untuk melihat pintu kamar mandi dan bilang sama anakku, "kayaknya pintunya kebuka bang, nanti ibu lihat" aku melangkah tegap seolah-olah tidak ada apa-apa (meskipun saat itu, hati mah deg-degan, merinding, bulu-bulu tangan tegak berdiri) tapi demi menenangkan anakku, ya berani kan diri aja.
Terus aku bilang, "ah emang kebuka bang, ntar ibu tutup, lalu ku tutup pintunya agak ditekan kencang agar anakku tahu bahwa itu memang suara pintu, lalu aku kembali ke kasur, dan bilang, "yuk bang tidur, meremin matanya" baru juga ngomong gitu, suara besi di kerek yang tidak biasa itu terdengar lagi, makin kencang, dan makin panjang.... Kreeekkkk..... Kreeekkkkk... Kreeeekkk... makin serem... anakku membelalakkan mata dan memandang ke arahku. Aku tahu itu suara lain-lain (bukan suara pintu biasanya), namun demi menenangkan anakku, aku beranikan diri lagi melihat pintu kamar mandi.
Dalam hati, sebenarnya tadi pun bukan suara pintu itu karena sebenarnya pintu kamar mandi itu tidak bergerak, bahkan kalaupun pintu ditutup, pintu itu tidak menimbulkan suara. Pintu dalam keadaan baik, tidak macet ataupun rusak. Tapi dengan sengaja aku menutupnya lagi, hanya untuk menenangkan hati anak.
Dan ketika suara datang lagi kedua kalinya. Aku sudah tahu kalau itu suara seperti di film hantu, kerjaannya mahluk halus. Namun lagi-lagi, demi anakku, aku pergi ke kamar mandi dan tutup pintu kamar mandi agak kencang agar anakku tenang, aku bilang "iya bener bang, pintu nya longgar, makanya kebuka lagi, ibu dah tutup lagi barusan. Yuk bobo lagi, meremin matanya."
Hatiku berdegup kencang, karena saat itu aku tahu ada mahluk halus di kamarku. Anakku yang sulung, akhirnya memejamkan mata. Dia tertidur. Sementara aku masih deg-degan gelisah. Belum lama lihat si sulung tertidur, suara itu datang lagi ketiga kalinya, lebih kencang, lebih dekat, dan lebih panjang bunyinya, Kreekekkkkk.... Kreeekkkkk.... Kreeeekkkkk... Kreekkkkk....
Dalam hatiku, segera ku berdoa agar dijauhkan dari hal-hal goib, agar hatiku dilindungi dan tetap berpikir positif. Semua surat pendek, juz amma, aku baca. Ku selimuti badan dan kepala agar aku tidak bisa melihat apa-apa. Tidak lagi aku cek pintu kamar mandi, karena aku tahu suara itu akan datang lagi saat ku tutup pintu nya lagi. Aku hanya bisa berdoa dan memejamkan mata sambil membaca ayat-ayat pendek.
Aku mengabaikan suara itu, semakin lama aku berdoa, suara besi yang dikerek paksa itu tidak terdengar lagi. Alih-alih, suara berubah menjadi suara bocah-bocah cilik berlari-lari di lorong hotel sambil bercanda tawa. suara langkahnya begitu kencang seperti lari kuda, tawa mereka begitu bahagia. Ha..ha..ha... sambil berlari berbalapan dengan anak lainnya. Aku semakin menarik selimut, jantungku seperti ikut berlari, berdegup sangat kencang. Ayat-ayat qur'an semakin ku baca dengan lantang. Mata kupejamkan sekuat kuatnya. Meskipun merasa sangat seram, aku tetap mengucap hamdalah karena suara tidak lagi ada di kamarku, akan tetapi di lorong luar dekat pintu kamarku.
Saat itu, aku mengalihkan pikiran dan berusaha berpikir positif. "Ah mungkin dua bocah dari kamar tetangga karena di sore hari ada yang baru cek in dengan dua anaknya, tepat di sebelah kamarku (kanan) sedangkan kamar kiri kosong.
Dalam hati aku pun sebenarnya tahu bahwa tidak mungkin jam 1 malam begini, ada bocah sangat lincah lari-lari canda tawa sana sini, hotel sangat sepi dan spooky. Aku semakin kencang berdoa dan berharap tidurku lelap.. belum 100% tertidur. Aku sadar mendengar ada anak yang menangis tiba-tiba histeris dan suara anak ini tidak sama seperti suara bocah yang tadi berlari. Aku sadar tangisan itu suara anak yang berbeda, suara anak manusia yang beneran menangis. "Ah, mungkin tetangga." aku abaikan dan mengurungkan niat untuk membuka pintu kamar. Selimut makin ku tarik.
Tidak lama suara anak itu makin menjauh, lama-lama menghilang. Beberapa saat kemudian, bel pintu kamar berbunyi ning... nong... ning... nong... aku terlalu takut buka pintu kamar. semakin erat ku pegang selimut, semakin ku tutup kepala dan telinga. Sampai agak lama, bel kamar berbunyi lagi, Ning nong... ning.. nong..., Bu.. Bu.. Hatiku pelan-pelan bahagia. pikiran semrawut perlahan mudar. Barulah aku tersadar kalau suamiku datang. Alhamdulilah.. aku buka pintu dan kembali ke kasur.
Alhamdulilah.. sudah bisa tidur...
--Tamat--
Note:
Dan ternyata suara anak yang menangis histeris itu adalah anak adik suami di kamar sebrang (agak jauh sebelah kiri), yang singkat cerita, dia tiba tiba terbangun dari tidurnya di tengah malam, dan seperti ada yang mengajaknya melihat jendela. Tidak lama setelah melihat jendela kamar. Dia marah semarah marahnya... ngadat tidak karu karuan, lalu setelah itu menangis histeris. Ibu dan ayahnya terbangun berusaha menenangkan. Tidak lama setelah itu, ibunya mendengar hal yang sama seperti yang ku dengar ada bocah-bocah berlari-lari di lorong dan bercanda tawa. Adik iparku itu menyangka kalau bocah-bocah itu adalah kedua anakku yang baru pulang. Padahal kami berdua sudah di kamar sejak tadi dan berjuang menghadapi suara-suara penuh misteri.
Cerita tentang adik iparku ini ku tahu dari nenek. Satu hari setelah menginap di hotel itu, kami saling bercerita.
sama seperti dirumahku itu mah suara tikus neng....
ReplyDelete