Tiba
di bulan desember 2018, ketika bayi kami harus keluar menyapa dunia. Dokter
kandungan kami memprediksi bahwa tanggal lahir bayi kami adalah sekitar tanggal
28 Desember 2018. Saya sangat beresyukur mendengarnya. Karena akhir desember
merupakan hari-hari dimana anak sekolah libur, suamiku pun turut libur. Dengan
perkiraan tanggal lahir tersebut, saya pun memutuskan untuk mengambil cuti dari
bekerja sekitar 2 minggu sebelum tanggal lahiran yakni tanggal 17 Desember 2018
sehingga ada waktu untuk saya untuk berbelanja kebutuhan bayi dan mempersiapkan
mental menyambut sang bayi.
Tentu
saja meskipun ada niat proses lahiran ingin ditangani bidan, setiap bulan saya
selalu konsultasi dengan dokter kandungan dan memantau perkembangan janin
sampai 9 bulan. Memasuki minggu ke empat desember, anak pertama saya sudah
libur, sang suami tercinta juga libur, tanggal 24 Desember kami memutuskan
untuk liburan di bandung sekaligus melahirkan di sana. Namun sebelum pergi ke Bandung,
kami pun pada tanggal 24 Desember tersebut ingin memeriksa janin untuk terakhir
kalinya di Dokter Kandungan langganan kami. Kebetulan saat di konfirmasi si
Dokter sedang praktek di RSIA Tambak. Meluncurlah kami ke sana.
Tiba-Tiba Air ketuban 60% Lagi, Padahal
Tidak Bocor
Tak
disangka saat periksa USG, Dokter mengatakan bahwa air ketuban dalam rahim saya
tinggal 60% dan dokter mengatakan bahwa bayi harus keluar segera. Tak
tanggung-tanggung, si dokter bilang, “Besok! bayi ini harus keluar”. Kaget
sangat saya mendengarnya. Padahal selama ini saya tidak pernah merasa air
ketuban ini bocor, atau menetes keluar. Saat diperiksa dokter pun mengiyakan
bahwa tidak ada kebocoran terjadi. Dokter memprediksi air ketuban hilang 40%
bisa jadi dikarenakan tali pusar saya yang sudah agak rusak karena kurang
memberi cairan dan tidak bisa mempertahankan kandungan air ketuban di dalam
Rahim.
Saya ingin Lahir Normal!
sambil diinduksi, foto-foto selfi biar happy |
Mules…
mules itu datang. Alhamdulilah, saya tunggu sabar semoga mulesnya
terus-menerus. Setelah 4 jam diperiksa ternyata baru ada kabar baik. Pembukaan
pun naik menjadi pembukaan 4. Mules nya terus menerus terasa. Saya berbaring
dan merasakan mules yang datang berkala, ½ jam sekali. Diperiksa bidan, dan
pembukaan tetap di 4. Saya mulai was-was dan deg-degan. Mulesnya tambah berasa,
15 menit sekali. Diperiksa bidan, alhamdulilah, naik menjadi pembukaan 5. Lalu 10
menit sekali. Kemudian 5 menit sekali. Dokter datang. Saya pun diperiksa
kembali. Pembukaan tetap di 5. Air ketuban pecah. Dokter menyarankan operasi
sesar. Saya tidak mau. “Dok, saya akan berusaha keras agar normal. Biar saya
usaha dulu. Tunggu sampai sejam.” Mules nya terus menjadi. Saya kesakitan juga
bahagia semoga bayinya turun segera. Setengah jam berlalu. Kepala bayi tidak turun-turun ke mulut Rahim.
Satu jam berlalu. Bidan datang lagi bertanya, “Bu masih bertahan, lebih baik
operasi saja bu.” Mules nya datang 2 menit sekali. Bidan periksa lagi. Tetap
pembukaan 5. “beri waktu setengah jam lagi” kataku sambil mengedan kesakitan.
Berharap kepala bayinya turun. 20 menit berlalu. Sudah terasa mulut Rahim
semakin kering. Ketuban habis. Saya menyerah. Dan bidan segera membawaku ke
ruang operasi.
Akhirnya Operasi Sesar, hanya 10 menit
untuk mengeluarkan bayi
Deg-degan
terus terusan. Belum pernah merasakan operasi sebelumnya. Dokter menyuntikku di
bagian tulang belakang. Seperti digigit semut. Sedikit-sedikit setengah badanku
kaku. Kebal. Tidak terasa apa-apa. Dua dokter
kemudian bersiap-siap. Membelah kulitku perlahan. Hanya butuh 10 menit. Tidak lama
terdengan tangisan bayi kencang sekali, ‘ea..ea..ea..” alhamdulilah. Bayinya keluar,
semua bagian tubuhnya lengkap. Tidak lama si Dokter menempelkan bayinya di dada
saya. Terasa hangat. Saya hanya bisa memeluknya dan biarkan dia mengisap puting
saya sejenak.
Setengah
badan saya masih kaku. Si bayi diambil kembali untuk dibersihkan. Si dokter
masih sibuk membersihkan bagian dalam perutku dan menjahit setiap lapisan di
perut dan kulitku. Setelah itu saya dipindahkan dari ruang operasi dan
dibiarkan tidur sampai 4 jam. Dari pengalaman inilah, saya baru menyadari bahwa
proses operasi selalu sebentar. Cukup sekitar 15 menit untuk mengeluarkan bayi.
Dan sekitar ½ s.d 1 jam untuk membersihkan perut dan menjahitnya kembali. Lalu 4
jam si ibu dibiarkan tidur di ruangan pemulihan, masih di dalam ruangan
operasi.
Welcome to the world, baby! |
Baru lahir Ma.. |
periksa pendengaran |
No comments:
Post a Comment